Rabu, 17 Agustus 2011

Tangan Kotor

14 Juli 2011

Tangan Kotor



Honestly, gue belum pernah dengar lagu ini tapi gue suka dengan liriknya...
two thumbs up for you, Pandji



Tangan Kotor
by Pandji Pragiwaksono

Alunanku pelan agar kau pahami
Alunanku pelan agar kau pahami
Ku ulangi tadi agar kau mengerti
Ada yang lebih penting dari pamer teknik

Diam salah, Bicara salah
Kau pro kemajuan tapi tak mau tanganmu kotor
Perubahan apa yang kau harap dari hanya mencela
Ku serba salah

Dari luar kita sering menilai
Jelek di cerca, bagus tak jadi bahan cerita
Entah apa tolok ukur akan kesuksesan negara

Kau meradang di matamu
kemiskinan buat Indonesia terbelakang
Kau sendiri tak pernah lakukan apapun
tuk hapus angka kemiskinan, kau curang, kawan


Gulung lengan baju
Tangan kotor, tubuh berpeluh
Kalau nggak kotor, nggak belajar, nggak maju
Bangun negara dari bawah dulu


Lihat Ibumu, walau ada pembantu
tetap beres beres rumah, tetap mau nyapu
Rasa memiliki membedakannya dan kamu
rumah itu miliknya, bukan milik pembantu

Kini lihat keluar, lihat potret bangsamu
GodBless bilang ini rumah kita ingatkah lagu itu
Kalau negara berantakan di matamu
Apa kau yang bereskan atau main suruh

Rasa memiliki Indonesia
Penting untuk tahu kesehatan bangsa
Rakyat merasa lebih tau dari pemerintah
Pemerintah diam-diam menyimpan agenda

Hubungan yang didasari rasa curiga
Hadirkan keraguan dan tak percaya
Kalau kita takut-takut di perempatan
Mobil gak jalan-jalan, kapan sampai tujuan


loe gak berhak mengeluh indonesia adalah negara yang miskin
kalo loe gak pernah melakukan apapun untuk menghapus angka kemiskinan
loe gak berhak mengeluh indonesia adalah negara yang terbelakang
kalo loe gak pernah memajukan indonesia


oleh fitriuungg di 23:02 0 komentar
Label: review

Farewell & Heart's Boy


Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, ya memang klise.
Banyak yang benci sama hal itu tapi ada juga yang kreatif yang menjadikannya lirik lagu.

Gue ? bencikah dengan perpisahan?
Nampaknya tidak, hanya saja gue terlalu cengeng dengan hal yang satu itu.

Entah karena melankolis gue yang over atau lebay atau emang wajar.
Gue selalu sedih dengan adanya perpisahan…terutama berpisah dengan teman sekolah gue.

Saat tiba waktunya gue melepas seragam merah putih, gue nangis karena itu berarti gue harus berpisah sama temen-temen gue yang udah bareng mengisi hidup gue (aduh lebay ah) selama 6 tahun. Mulai dari masih ingusan dan suka marahan sampe akhirnya menjemput masa puber kita.
Yang berat lagi perpisahan ini bukan cuma berpisah sekolah tapi karena gue akan pindah rumah juga.
Gue nangis sambil peluk-pelukan dengan sahabat SD gue (ada 5).

Saat tiba waktunya mengakhiri masa Sekolah Menengah Pertama, gue juga ngerasa sedih, cuma yang ini nggak sampe keluar air mata.
Gue juga sedih karena harus berpisah dengan 2 sahabat gue, ya berpisah karena akan berbeda sekolah tapi life must go on. Nggak mungkin jugakan gue meratapi perpisahan itu.

Nggak mesti nangis sih, tapi hati gue suka tersentuh…terharu…dan akhirnya berkaca-kaca terus menyeka air mata kalo ‘si perpisahan’ datang menjemput.

Pernah sekitar 1 bulan yang lalu, gue datang ke sekolah adek gue buat jadi tukang jeprat- jepret karena adek gue yang masih kelas 1 SD (waktu itu) mau baca puisi dalam rangka Pelepasan Siswa Kelas VI .
Di bagian puncak acara, anak-anak yang mau dilepas itu alias siswa siswi kelas VI menyanyikan lagu Hymne Guru dan ada pembacaan puisi di tengah-tengah lagu.
Si pembaca puisi itu tiba-tiba menangis dan terbata dalam menyelesaikan puisinya. Kecepatan air matanya lebih cepat dibandingkan kecepatan kata yang keluar dari bibirnya, and then entah angin dari mana tenggorokan gue tercekat…gue ikut ngerasa terharu. Mata gue udah berkaca-kaca. Anak-anak yang nyanyi juga udah pada tumpah tuh air matanya, terus gue ngelirik guru-guru mereka. oh para Pahlawan Tanda Jasa itu terlihat mengambil tissue dan mengusapkannya ke wajah bagian atas, yang gue simpulkan adalah mata, yang gue simpulkan lagi mereka menangis..

Honestly, gue ngerasa aneh dan bodoh banget. Gue nggak kenal sama mereka, mereka juga nggak kenal sama gue, yang mau berpisah adalah mereka satu sama lain bukan gue lalu kenapa gue ikut terbawa kesana?

Gue seperti ranting kering yang terbawa arus (oooh lebay)

Lalu gue meyakinkan diri untuk nggak perlu ikutan sedih meski sama-samar gue ingat masa pelepasan gue waktu itu dan jadi inget temen-temen gue.
Aarghh sudahlah fit !
Gue masih memerhatikan mereka yang masih bernyanyi di panggung. Hampir semua anak perempuan pipinya basah, ya anak perempuan.
Tiba-tiba gue penasaran bagaimana raut wajah dan perasaan anak laki-laki menghadapi perpisahan itu.
Dari beberapa wajah yang gue tangkap, raut wajah mereka adalah BIASA AJA… nggak ada air mata…nggak ada pipi basah karena air mata, kalau keringat mungkin iya…nggak ada muka sedih…nggak ada rasa haru..nggak ada dalam mata telanjang gue.

Dari 3 jenjang perpisahan yang gue lewati, nggak ada satupun yang gue lihat ada cowok nangis atau seenggaknya sedih saat perpisahan. Sekalipun temen gue yang melambai di SMP, dia tetep aja cengengesan tuh kayanya.


cowok itu memang cenderung cuek, mereka nggak mudah terbawa perasaan.
Hati mereka kuat, sekuat diri mereka agar dapat melindungi cewek.


Seketika gue langsung mikir, gue pengen punya hati cowok setidaknya saat ‘si perpisahan’ datang menjemput agar gue melewati semua itu tanpa haru, air mata, kesedihan tapi cukup dengan BIASA SAJA.



oleh fitriuungg di 21:07 0 komentar
Label: imo
Lelehan Air Mata Ini...

Lelehan air mata ini sudah terlalu banyak untukmu
Sudah tak terhitung lagi dan cuma jadi semu
Kenyataannya, kamu akan selalu begitu
Diam dan menatap lurus ke depan
Seolah tak lihat atau memang tak lihat butir-butir air mataku
Kamu selalu gantung aku
Dengan janji, asa dan pujianmu untukku

Lelehan air mata ini sudah terlalu banyak untukmu
Untukmu yang selalu bisu

Lelehan air mata ini sudah terlalu banyak untukmu
Yang menguras hati dan perasaanku
Menimbun banyak asa dan dendam
Menjadikanku manusia utopis

Lelehan air mata ini tak akan mengubah apapun
Tak juga akan mencairkan kebisuanmu

Lelehan air mata ini sudah terlalu banyak untukmu
Yang pada akhirnya kering dan memebekas di kalbu

Lelehan air mata ini sudah terlalu banyak untukmu
"Kehidupan Adalah Teka-teki yang harus dijalani dengan Hati,,"

Andai Hati dapat Saling MENGERTI tak kan ada Hati yang dapat TERSAKITI
Andai Hati DApat BERBICARA tak kan ada Hati yang dapat BERDUSTA
Andai HAti Dapat saling SETIA tak kan ada Hati yang KECEWA

"Begitu pula CINTA,, CINTA yang SEMPURNA,," Ibarat janji yang dibuat dalam HATI, Tak dapat ditulis, Tidak dapat diBACA, Namun takan terpisah oleh JARAK, tak kan berubah oleh masa. Walaupun sedetik dimata namun Terasa dekat Selamanya Dijiwa...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar